Jombang – Salah satu alumni MTsN 3 Jombang, Eko Wahyu Satria, sowan ke madrasah setelah kembali dari Jepang, Minggu (31/03). Alumni yang sekarang melanjutkan pendidikan di MAN 3 Jombang tersebut berhasil lolos saringan pertukaran pelajar Bina Antar Budaya Chapter Surabaya 2018.
Selain Eko yang lolos ke Jepang, terdapat dua peserta didik MAN 3 Jombang lainnya yaitu Aikon Mada Arrafi (ke Jerman) dan Diana Nabila (ke Amerika) seperti dikutip dari mantambakberas.sch.id. Ketiganya berhasil lolos program pertukaran pelajar setelah melewati serangkaian tes.
“Tesnya terdiri dari tes tulis dan wawancara. Orang yang mewawancarai langsung dari luar negeri. Tapi satu yang selalu saya pegang, yaitu tetap menjadi santri. Pertanyaan-pertanyaan pewawancara tersebut saya jawab sesuai keseharian saya sebagai santri. Di luar dugaan, saya malah dapat peringkat dua”, kenang mantan ketua osis MTsN 3 Jombang tersebut.
Selain memberi motivasi kepada peserta didik, Eko juga menceritakan pengalaman selama berada di Jepang. Teknologi dan fasilitas umum di Jepang sangat mengagumkan. Kedisiplinan dan kebersihan selalu diterapkan di manapun dan oleh siapapun. Kendaraan umum terlambat maksimal hanya 10 detik. Berada di Jepang membuat Eko menemukan dirinya sendiri. Segala kekurangan dan hal-hal yang perlu diperbaiki darinya dapat terlihat dengan jelas ketika membandingkan dengan budaya bangsa lain yang maju dan disiplin.
“Di Jepang, orang sangat menghargai waktu. Tidak ada yang namanya jam karet, terlambat satu menit saja maka sehari penuh kegiatan saya akan berantakan. Di sana saya benar-benar mengerti maksud dari “waktu adalah pedang” yang sering diberikan untuk peserta didik,” ungkap pelatih paskibra MAN 3 Jombang tersebut.
Etos kerja dan semangat juang bangsa Jepang patut dicontoh oleh bangsa kita. Eko menyadari sepenuhnya bahwa kelemahan bangsa ini adalah kurangnya disiplin, kebersihan, dan terkikisnya budaya sikap tawadhu kepada orang lain. Ketika bangsa Jepang selalu menundukkan diri 45 derajat kepada sesama, masyarakat kita terutama Jawa malah cenderung melupakan budaya tersebut. Menghormati orang yang lebih tua, orang yang ilmunya lebih tinggi, atau hormat kepada kedua orang tua dan guru merupakan keharusan bagi santri. Dengan membudayakan disiplin dan tawadhu, kesuksesan dapat segera diraih. (Def)