Jombang – Dalam rangka memperkuat implementasi Peraturan Menteri Agama Nomor 73 Tahun 2022, MTsN 3 Jombang menjadi tuan rumah kegiatan sosialisasi pendidikan kesehatan reproduksi dan uji coba modul setara dengan perspektif Islam. Kegiatan ini dilaksanakan di aula SBSN 1 MTsN 3 Jombang selama empat hari dan dihadiri oleh berbagai pihak yang berkomitmen dalam penguatan pendidikan kesehatan reproduksi di lingkungan madrasah. Jum’at, (15/11/2024).
Hari pertama kegiatan dibuka dengan sambutan dari Ketua Umum Yayasan PP. Bahrul Ulum, oleh Dr. KH. Wafiyul Ahdi SH., M.Pd.I. sapaan akrab (Gus Wafi), yang memberikan apresiasi atas terselenggaranya sosialisasi ini. Dalam sambutannya, Gus Wafi menekankan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi di madrasah sebagai upaya preventif untuk mencegah bullying dan perilaku negatif lainnya di kalangan remaja.
Pentingnya pendidikan agama dan Reproduksi Sehat di lingkungan Pesantren.
Direktur Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI), Ely Sawitri, juga menyampaikan materi mengenai pentingnya pendidikan agama yang terintegrasi dengan pembelajaran seksualitas. Menurut Ely, pendidikan kesehatan reproduksi di pesantren harus dilandasi dengan nilai-nilai Islam sehingga mampu menanamkan pemahaman yang benar kepada para santri mengenai seksualitas. Pendidikan yang sejalan dengan agama diharapkan mampu menjaga akhlak santri dan memperkuat ketahanan diri mereka dari pengaruh negatif lingkungan.
Simulasi Pengajaran oleh Dr. Dra. Hj. Hanun Asrohah, M.Ag
Materi selanjutnya disampaikan oleh Dr. Dra. Hj. Hanun Asrohah, M.Ag, yang membahas teknik simulasi mengajar untuk materi kesehatan reproduksi. Hanun menjelaskan langkah-langkah pemilihan topik yang tepat, metode pengajaran yang sesuai, serta pemanfaatan alat bantu agar peserta didik lebih mudah memahami materii. Simulasi ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi para guru dalam mengajar di kelas dengan pendekatan yang interaktif dan efektif.
Kegiatan sosialisasi ini merupakan langkah nyata dalam upaya peningkatan pemahaman peserta didik madrasah terkait kesehatan reproduksi yang berbasis nilai-nilai Islam. Diharapkan, implementasi modul setara ini dapat berjalan optimal dan memberikan manfaat bagi para santri serta generasi muda muslim di Indonesia.
Hari Kedua, Simulasi Pengajaran dengan Modul. Para guru melaksanakan simulasi pengajaran menggunakan modul SETARA. Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan guru dengan modul baru sekaligus mengevaluasi kesesuaian strategi pembelajaran. Tim Kemenag dan YGSI mendampingi serta menjadi observer, memberikan masukan konstruktif demi penyempurnaan penerapan modul.
Hari Ketiga, Uji Coba Pembelajaran di Kelas. Hal ini menjadi momentum penting dengan dilaksanakannya uji coba pembelajaran di kelas. Guru kelas 7 langsung menerapkan modul SETARA kepada siswa. Proses pembelajaran berlangsung interaktif, dengan siswa tampak antusias mengikuti metode baru yang diterapkan. Tim pendamping turut mengamati jalannya pembelajaran untuk memastikan tujuan pembelajaran tercapai.
Hari Keempat, Refleksi dan Penutupan
Pada hari terakhir, Jumat, 15 November 2024, kegiatan dilanjutkan dengan sesi refleksi. Dalam sesi ini, guru, TIM KEMENAG pusat, revewer dari UINSA, dan TIM YGSI pusat dan daerah mendiskusikan hasil uji coba di kelas. Berbagai tantangan, pengalaman, dan masukan yang diperoleh selama proses uji coba dianalisis untuk menjadi bahan evaluasi. Setelah sesi refleksi, kegiatan ditutup dengan check-out dan kepulangan tim dari MTsN 3 Jombang.
Kegiatan ini diharapkan menjadi awal penerapan modul SETARA secara efektif di lingkungan madrasah, sehingga dapat mendukung pembelajaran yang lebih inklusif dan berperspektif Islam.(mrh)